ITBI ( Ikatan Terapis Bekam Indonesia ) - Anda mungkin mengenal istilah darh kotor atau darah bersih? Istilah ini muncul dalam pembahasan tentang fungsi paru-paru dan jantung. Darah kotor datang dari seluruh bagian tubuh masuk ke jantung kanan, dan kemudian dialirkan ke paru-paru untuk “dibersihkan”.
Setelah dibersihkan, darah dari paru-paru dialirkan kembali ke jantung, masuk ke jantung bagian kiri, untuk kemudian dialirkan kembali ke seluruh tubuh. Yang dimaksud darah kotor disini adalah darah yang banyak mengandung zat-zat sisa metabolisme sel-sel tubuh terutama karbon dioksida (CO2).
Darah ini “dibersihkan” di paru-paru, maksudnya di paru-paru terjadi pertukaran kandungan darah. CO2 diserap oleh paru-paru untuk dikeluarkan melalui pernafasan, sebaliknya ke dalam darah dimasukkan O2 yang berasal dari udara yang kita hirup sewaktu bernafas. Jadi istilah darah bersih dan darah kotor disini, mengacu pada kandungan CO2 dan O2. Darah bersih banyak mengandung O2 (karena itu disebut oxygen-rich blood), sebaliknya darah kotor banyak mengandung CO2 dan zat-zat sisa lainnya (karena itu disebut waste-rich blood).
Nah, apa hubungannya dengan cuci darah? Istilah cuci darah yang sering kita dengar dilakukan terhadap pasien gagal ginjal, adalah istilah umum untuk hemodialisis. Ginjal adalah organ yang penting dalam pembersihan darah. Tadi sudah dijelaskan bahwa paru-paru bekerja membersihkan darah dengan membuang CO2 dari darah dan mengeluarkannya melalui pernafasan. Ginjal bekerja membuang zat-zat sisa metabolisme lainnya dan mengeluarkannya melalui air seni (urin). Jika zat-zat sisa metabolisme ini tidak dibuang, maka ia akan menumpuk di dalam darah dan meracuni sel-sel tubuh, menyebabkan berbagai gangguan kesehatan sampai koma dan kematian. Pasien gagal ginjal adalah orang yang ginjalnya sudah tidak mampu lagi membersihkan darahnya, oleh sebab itu darahnya harus dibersihkan melalui suatu alat yang disebut hemodialyzer. Jadi darah kotor yang dimaksud disini adalah darah yang banyak mengandung zat-zat sisa metabolisme yang tidak diperlukan oleh tubuh bahkan dapat meracuni tubuh.
,
Mudah-mudahan dengan penjelasan singkat di atas Anda bisa mendapat gambaran, apa sebenarnya yang dimaksud dengan “darah kotor” dan “darah bersih”. Setiap orang normal dan sehat sekali pun, selalu memiliki “darah kotor” dalam tubuhnya yang segera akan dibersihkan oleh paru-paru dan ginjalnya. Namun, perlu saya sampaikan bahwa dalam pembicaraan ilmiah sebenarnya jarang sekali digunakan istilah darah kotor. Karena memang “kotoran” dalam darah itu bukan sebagaimana kotoran yang kita bayangkan. Kotoran dalam darah merupakan hasil dari proses fisiologis dan metabolisme tubuh yang normal. Jadi, orang-orang yang sehat dan hidupnya sangat bersih pun, tetap punya “darah kotor” dalam tubuhnya, yang segera akan dibersihkan oleh ginjal dan paru-paru. Proses pembentukan darah kotor dan pembersihannya merupakan proses fisiologis yang normal.
Tentang kapsul D, menurut keterangan yang tertera di labelnya mengandung beberapa macam bahan alam, yaitu ekstrak kunyit (Curcumae domesticae rhizoma), lempuyang (Zingiberis aromaticae rhizoma), bengle (Zingiberis purpurei rhizoma), temulawak (Curcumae rhizoma), sambiloto (Andrographidis herba), daun tapak liman (Elephantopi folium), dan kayu secang (Sappan lignum).
Bahan-bahan ini merupakan bahan yang berasal dari tumbuhan yang sejak dulu memang sering digunakan dalam ramuan obat tradisional atau jamu. Jadi, keamanan penggunaannya saya kira tidak bermasalah, sebab memang sudah umum digunakan sejak zaman nenek moyang kita dulu. Asal saja pabrik pembuatnya mengekstraksi bahan-bahan tersebut dengan cara yang aman dan menggunakan bahan-bahan yang aman pula. Terdaftarnya produk ini di Depkes RI, ditandai dengan nomor pendaftaran yang tercantum di kemasannya, menunjukkan bahwa pemerintah juga turut menjamin keamanan produk obat tradisional ini. Namun, apakah bahan-bahan ini efektif membersihkan darah atau mengobati darah kotor sebagaimana klaim yang tercantum di kemasannya? Ini yang masih menjadi pertanyaan.
Kemungkinan bahan-bahan yang terkandung di dalam kapsul D ini bekerja membantu atau meningkatkan fungsi ginjal dan meningkatkan kesehatan tubuh secara umum. Salah satu kandungannya, yaitu daun tapak liman cukup dikenal di kalangan pengguna obat tradisional sebagai bahan untuk memperlancar urin. Kunyit dan temulawak dikenal sebagai bahan anti bakteri dan anti jamur. Khasiat ini bahkan sudah dibuktikan dalam berbagai penelitian ilmiah pada hewan percobaan. Namun demikian, apakah benar ramuan yang terkandung di dalam kapsul D ini (dengan komposisi dan jumlah bahan sebagaimana yang terdapat dalam kapsul D tersebut) efektif meningkatkan fungsi ginjal pada manusia, belum ada uji klinisnya. Sebab sebagaimana peraturan yang berlaku, obat tradisional didaftarkan pada Departemen Kesehatan atau Badan pengawasan Obat dan Makanan tanpa memerlukan pembuktian ilmiah tentang keamanan dan khasiatnya pada manusia (uji klinis).
Pembekam Indonesia Merupakan salah satu situs Ikatan Terapis Bekam Indonesia, silahkan tambahkan segala sesuatu tentang berita, tulisan, artikel di atas dikolom komentar di bawah.
1 Comments